Kekuatan Hukum Alam dan Sains



Kekuatan Hukum Alam

(Baca Artikel Pendukung Sebelumnya : Hidup dalm Realitas)

dzargonphysics.blogspot.com. Pada dasarnya kejadian mengenai pergantian siang dan malam adalah sebuah fakta yang harus diterima oleh leluhur kita, tidak dapat terelakkan. Tidak satupun dari mereka memiliki sesuatu untuk membuktikan apa yang telah dicapai oleh fakta yang mereka dapatkan dari kejadian alam yang unik. 

"Skool the wolf who shall scare the Moon 
Till he flies to the wood-of-woe. 
Hati the Wolf, Hirdvitnir's kin 
Who shall pursue the sun"
--"Grimnismal," The Elder Edda

Saya jadi tertarik menceritakan sebuah cerita Bangsa Viking, dalam mitologi mereka menceritakan dua ekor serigala Skoll dan Hati yang mengejar Matahari dan Bulan. Ketika salah satu dari benda langit ini tertangkap maka serigala-serigala akan segera memakan buruannya. Kejadian ini selanjutnya dikenal sebagai Gerhana. Ketika gerhana matahari terjadi, banyak orang yang lari mondar-mandir dan membuat kegaduhan guna mengusir serigala pemakan matahari. Ada banyak mitos yang berkembang di banyak temapat dan membentuk kebudayan kebudayaan yang hampir mirip, Bahkan di tanah kelahiranku pun sampai saat ini masi membuat keributan dengan memukul berbagai macam perkakas agar serigala masa lampau pergi meninggalkan matahari.

Pencarahan mulai tumbuh ketika bangsa Babilonia sadar bahwa kejadian gerhana matahari dan bulan ternyata memiliki pola teratur. Hal ini sangat jelas ketika mereka mulai mengamati gerhana bulan. Berdasarkan pola yang ditunjukkan oleh gerhana bulan, masyarakat babilonia dapat memprediksi waktu mengenai gerhana matahari. 

Pengamatan yang mereka lakukan didasari oleh pola pola dalam rentang waktu tertentu. ada satu hal yang luput dari penduduk Babilonia yakni, susunan alam. Mereka tidak mengetahui penyebab terjadinya gerhana bulan diakibatkan oleh Bumi yang menutupi cahaya matahari dan sebalik bulan menutupi matahri untuk gerhana matahari. Berdasarkan penemuan sains kejadian berupa gerhana bukan kehendak Skoll dan Hati, atau sosok adi-kuasa yang megatur semua pergerakan di alam semesta. Ini adlah kejadian alam yang harus terjadi karena interaksi yang terjadi di alam. Kejadian yang merupakan sebuah keharusan selanjutnya dikenal sebagai Hukum Alam.

Kesalahan Berlanjut.


Tidak ada alasan yang jelas mengapa nenek moyang kita percaya akan adanya mahluk yang mengatur semuanya seperti Skoll dan Hati. Penemuan masyarakat Babilonia tidak cukup untuk menghentikan meraka berfikir tengtang murka para dewa yang menybakan benca alam. Kejadian seperti gunung meletus, Angin topan, Banjir badang, Sunami dan bisul yang pecah di antar hidung mereka adalah ganjaran yang para leluhur kita dapatkan setelah melakukan perbuatan yang membuat dewa murka. 

Sekitar tahun 5600 sebelum masehi, sejarah mencatat menganai meletusnya Gunung Mazama di Oregon. gunung yang maha besar ini menyebakan hujan debu dan abu panas hingga bertahun-bertahun. Letusan yang dahsyat ini meninggalkan koreng dipermukaan bumi yang sekarang dikenal dengan Crater Lake atau Danau Kawah. Ketidakpaham orang orang terdahulu mengenai kejadian ini memunculkan sebuah legenda dalam bentuk drama yang mengatur alam. Llao penguasa dunia bawah yang jatuh cinta kepada manusia yang sangat cantik, yakni anak kepala suku Klamhat. Cinta Llao yang ditolak membuatnya murka dan beriat menghancurkan manusia dengan membakar habis semua suku Klamhat.  Namun akhirnya penguasa dunia atas tidak mengasihani manusia dan melawan Llao. Terjadi pertempuran yang sangat dahsyat hingga meninggalkan sisa peperangan bebentuk koreng tadi yang nantinya akan tersisi air. 

Munculnya para dewa-dewa yang mnegatur kehidupan manusia diakibatkan oleh ketidaktahuan manusia akan cara alam mengatur kehidupan diatasnya. Keberadaan penyebab alam yang tak tampak mata seperti gravitasi, pada saat itu disalahartikan oleh mereka sebagai kekuatan dewa dan dewi yang berada di langit dan dunia bawah untuk mengatur kehidupan manusia. 

Barulah pada awal tahun 624 SM ketika Thales dan Miletos mengeluarkan gagasan mengenai kaidah-kaidah alam yang konsistens dan sitematis dapat dipelajari, pemahaman mengenai dewa dewi mulai berangsur-angsur merkurang kekuasaanya. Meskpikun gagasan dewa dewi tidak sepenuhnya mati dan gagasan mengenai hukum alam belum dapat diterima secara luas, akan tetapi telah tampak titik terang dari kekelahan konsep mitologi dewa-dewi dan munculah aliran yang selanjutnya kita kenal sebagai sains.





0 Response to "Kekuatan Hukum Alam dan Sains"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel